Dari Lapangan ke Data - Petani Mendukung Konservasi Satwa Liar di Suaka Margasatwa Sakteng-Bhutan
Satwa liar memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, namun banyak spesies yang menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari perburuan liar dan meningkatnya permintaan akan bagian tubuh mereka untuk makanan, obat-obatan, dan perdagangan. Untuk mengatasi tantangan ini, Suaka Margasatwa Sakteng (SWS) membentuk Komite Konservasi Satwa Liar, sebuah kelompok sukarelawan yang sebagian besar terdiri dari para penggembala dan petani yang tinggal di dekat hutan. Para anggota dilatih untuk mendokumentasikan keberadaan satwa liar dan mendeteksi tanda-tanda aktivitas ilegal menggunakan aplikasi seluler NoteCam, yang memungkinkan pengumpulan data terstandardisasi dengan koordinat GPS. Pendekatan pemantauan berbasis masyarakat ini memperkuat deteksi dini, mendukung manajemen konservasi yang terinformasi, dan memberdayakan masyarakat setempat sebagai penjaga keanekaragaman hayati yang aktif.
Anggota komite berbagi hasil pengamatan mereka dengan petugas kehutanan dan tim manajemen SWS melalui grup WhatsApp. Petugas memverifikasi dan memelihara data, memastikan tindakan yang tepat waktu, pemantauan yang lebih baik, dan keterlibatan masyarakat yang lebih kuat dalam konservasi satwa liar.
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Pembentukan Komite Konservasi Satwa Liar telah berperan penting dalam mengatasi tantangan yang terus berlanjut terkait dengan perburuan satwa liar dan perburuan ilegal. Selain meningkatkan penegakan hukum dan kewaspadaan masyarakat, komite ini juga telah membantu mengisi kesenjangan data yang penting mengenai populasi dan perilaku satwa liar, yang sebelumnya sulit untuk dipantau. Selain itu, komite ini juga telah memperluas upaya konservasi ke daerah-daerah terpencil yang tidak dapat dijangkau oleh rimbawan secara teratur, sehingga memperkuat perlindungan dan pengelolaan satwa liar secara keseluruhan di seluruh lanskap.
Lokasi
Proses
Ringkasan prosesnya
Keberhasilan solusi pemantauan satwa liar yang dipimpin oleh masyarakat bergantung pada tiga blok bangunan yang saling berhubungan, masing-masing dengan kategori dan skala implementasi yang jelas .
1. Partisipasi Relawan
Kategori Pengembangan aliansi dan kemitraan serta pembangunan pengelolaan bersama
Skala Lokal
Relawan lokal yang termotivasi secara teratur mengamati satwa liar dan melaporkan ancaman, memberikan informasi tepat waktu yang tidak dapat ditangkap oleh petugas kehutanan sendiri.
2. Teknologi Seluler yang Mudah Digunakan (NoteCam)
Kategori: Pengumpulan data dasar dan pengetahuan & komunikasi, jangkauan & peningkatan kesadaran
Skala Lokal
Alat yang mudah diakses seperti NoteCam memungkinkan relawan mengumpulkan data yang akurat dan ditandai secara geografis tanpa memandang tingkat pendidikan, sehingga meningkatkan kualitas dan cakupan pelaporan di seluruh suaka margasatwa.
3. Pelatihan Bertarget dan Pengembangan Kapasitas
Kategori: Pendidikan, pelatihan & pengembangan kapasitas lainnya.
Skala Lokal
Pelatihan terfokus memastikan relawan dapat menggunakan aplikasi dengan percaya diri dan memahami dasar-dasar pemantauan satwa liar, sehingga menghasilkan data yang konsisten dan berkualitas tinggi.
Bersama-sama, blok-blok bangunan ini saling menguatkan: relawan yang terlibat, teknologi sederhana, dan pelatihan yang tepat menghasilkan data yang dapat diandalkan yang memperkuat keterlibatan masyarakat dan meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati di Suaka Margasatwa Sakteng.
Blok Bangunan
Pembentukan Kelompok
Komite Konservasi Satwa Liar dibentuk secara sukarela, dengan para anggota yang bergabung karena ketertarikan pribadi dan bukan karena keuntungan finansial. Partisipasi sukarela memastikan motivasi yang tulus dan menghasilkan data yang lebih dapat diandalkan, sedangkan keterlibatan yang dipaksakan dapat mengurangi kualitas informasi yang dikumpulkan. Sebagian besar anggota adalah penduduk lokal yang tinggal di dekat hutan dan karenanya memiliki posisi yang baik untuk mengamati satwa liar dan mendeteksi tanda-tanda perburuan liar. Namun, komite ini tetap terbuka bagi siapa saja yang tertarik, untuk memastikan pendekatan yang inklusif dan berbasis masyarakat dalam melakukan pemantauan.
Faktor-faktor pendukung
Faktor Pendukung
- Minat dan kemauan yang kuat dari masyarakat untuk berpartisipasi: Sifat sukarela dari komite ini memastikan bahwa para anggotanya benar-benar termotivasi, sehingga menghasilkan pengamatan satwa liar yang lebih akurat dan dapat diandalkan.
- Kedekatan anggota dengan kawasan hutan: Sebagian besar sukarelawan tinggal di dekat atau di dalam lanskap hutan, sehingga mereka memiliki banyak kesempatan untuk mengamati satwa liar dan mendeteksi tanda-tanda aktivitas ilegal.
- Inklusifitas dan keterbukaan kepada semua anggota masyarakat: Meskipun banyak peserta adalah penggembala atau petani, panitia terbuka bagi siapa saja yang ingin berkontribusi, mendorong keterlibatan masyarakat yang lebih luas.
- Kepercayaan dan kolaborasi antara masyarakat dan petugas kehutanan: Saluran komunikasi yang telah dibangun, seperti grup WhatsApp khusus, memperkuat kerja sama dan mendorong pelaporan yang aktif.
Pelajaran yang dipetik
Pelajaran yang Dipetik
- Partisipasi sukarela menghasilkan data yang lebih berkualitas: Anggota yang bergabung atas dasar motivasi pribadi akan lebih berkomitmen dan memberikan pengamatan yang lebih akurat dan konsisten dibandingkan dengan anggota yang direkrut melalui tekanan atau kewajiban.
- Masyarakat lokal adalah mata dan telinga yang paling efektif di lapangan: Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan memiliki interaksi harian dengan lanskap, sehingga mereka memiliki posisi yang baik untuk mendeteksi keberadaan satwa liar dan aktivitas perburuan secara dini.
- Keterlibatan yang berkelanjutan memperkuat pelaporan: Komunikasi rutin melalui grup WhatsApp membuat para anggota tetap aktif, meningkatkan koordinasi, dan membangun kepercayaan antara sukarelawan dan petugas kehutanan.
- Pelatihan dan perangkat digital sederhana meningkatkan kapasitas masyarakat: Memberikan pelatihan langsung dan aplikasi yang mudah digunakan seperti NoteCam memungkinkan anggota masyarakat untuk mengumpulkan data terstandardisasi dengan percaya diri dan efisien.
- Inklusivitas meningkatkan rasa memiliki dan keberlanjutan: Mengizinkan siapa pun yang tertarik untuk bergabung menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama di seluruh komunitas, meningkatkan komitmen jangka panjang terhadap konservasi satwa liar.
Teknologi yang digunakan untuk pengumpulan data
Pendekatan pengumpulan data dirancang agar sederhana dan mudah diakses, mengakomodasi latar belakang pendidikan yang beragam dari para anggota Komite Konservasi Margasatwa. Aplikasi mobile NoteCam digunakan untuk merekam pengamatan. Aplikasi yang mudah digunakan ini memungkinkan para anggota untuk merekam data satwa liar yang penting-termasuk koordinat GPS dan ketinggian-hanya dengan mengambil foto, sehingga proses pemantauan menjadi lebih efisien dan dapat diandalkan, bahkan bagi mereka yang memiliki pengalaman teknis yang terbatas.
Faktor-faktor pendukung
- Teknologi yang mudah digunakan: Aplikasi seluler NoteCam sederhana dan intuitif, memungkinkan anggota dengan latar belakang pendidikan yang beragam untuk mengumpulkan data satwa liar yang akurat dengan mudah.
- Pengambilan data otomatis: Aplikasi ini mencatat informasi penting seperti koordinat GPS dan ketinggian secara otomatis ketika foto diambil, sehingga mengurangi kesalahan dan menyederhanakan pelaporan.
- Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat: Kesederhanaan dan aksesibilitas alat ini memastikan bahwa bahkan relawan dengan keterampilan teknis yang terbatas pun dapat berpartisipasi secara efektif.
Mendukung pemantauan yang tepat waktu dan dapat diandalkan: Dengan membuat pengumpulan data menjadi mudah, aplikasi ini mendorong partisipasi yang konsisten dan memastikan informasi berkualitas tinggi untuk pengelolaan konservasi.
Pelajaran yang dipetik
- Kesederhanaan mendorong partisipasi: Alat yang mudah digunakan mendorong keterlibatan yang konsisten, bahkan di antara para sukarelawan yang memiliki keterampilan teknis atau pendidikan formal yang terbatas.
- Fitur otomatis meningkatkan kualitas data: Menangkap koordinat GPS dan ketinggian secara otomatis mengurangi kesalahan dan memastikan pengumpulan data yang akurat dan terstandardisasi.
Menyesuaikan teknologi dengan konteks lokal adalah kuncinya: Merancang aplikasi untuk penggunaan sehari-hari yang praktis di masyarakat hutan akan meningkatkan adopsi dan keberlanjutan jangka panjang.
Pelatihan penggunaan teknologi pengumpulan data
Petugas kehutanan memberikan pelatihan langsung kepada anggota Komite Konservasi Satwa Liar tentang penggunaan aplikasi pengumpulan data NoteCam. Pelatihan diberikan dalam bahasa lokal, untuk memastikan bahwa semua peserta memahami sepenuhnya prosedur yang ada. Selain bimbingan teknis mengenai pengumpulan data, para anggota juga diedukasi mengenai pentingnya konservasi satwa liar dan dilatih untuk mengenali tanda-tanda utama keberadaan satwa liar, membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk pemantauan yang dipimpin oleh masyarakat secara efektif.
Faktor-faktor pendukung
- Pengajaran dalam bahasa lokal: Memberikan pelatihan dalam bahasa lokal untuk memastikan bahwa semua peserta memahami sepenuhnya prosedur dan konsep.
- Pendekatan langsung dan praktis: Pelatihan langsung dan berdasarkan pengalaman pada aplikasi NoteCam membantu anggota mendapatkan kepercayaan diri dalam pengumpulan data.
- Integrasi pengetahuan konservasi: Menggabungkan pelatihan teknis dengan pendidikan mengenai pentingnya satwa liar dan tanda-tanda keberadaan satwa liar meningkatkan pemahaman dan motivasi.
- Dukungan dari pejabat kehutanan: Keterlibatan aktif para pejabat memberikan panduan, kredibilitas, dan dukungan berkelanjutan bagi para sukarelawan masyarakat.
- Dapat diakses oleh berbagai tingkat pendidikan: Pelatihan ini dirancang agar inklusif, mengakomodasi anggota dengan latar belakang pendidikan yang beragam.
Pelajaran yang dipetik
- Bahasa dan kejelasan itu penting: Pelatihan dalam bahasa lokal peserta memastikan pemahaman dan meningkatkan keterlibatan.
- Pelatihan yang praktis dan langsung adalah yang paling efektif: Anggota belajar lebih cepat dan mempertahankan keterampilan dengan lebih baik ketika mereka secara aktif menggunakan alat selama pelatihan.
- Menggabungkan pengetahuan teknis dan konservasi akan membangun motivasi: Memahami tujuan di balik pengumpulan data mendorong partisipasi yang konsisten.
- Dukungan berkelanjutan memperkuat hasil: Bimbingan berkelanjutan dari pejabat kehutanan membantu menjaga kualitas data dan kepercayaan diri sukarelawan.
- Inklusivitas memastikan keterlibatan masyarakat yang lebih luas: Menyesuaikan pelatihan dengan tingkat pendidikan yang berbeda akan memaksimalkan partisipasi dan keberlanjutan.
Dampak
Pendekatan pemantauan yang dipimpin oleh masyarakat telah secara signifikan memperkuat konservasi satwa liar di Suaka Margasatwa Sakteng. Dengan menyerahkan lebih dari 200 catatan terverifikasi dengan foto yang ditandai dengan GPS, Komite Konservasi Satwa Liar telah meningkatkan pemahaman suaka margasatwa tentang keberadaan dan distribusi spesies. Catatan penting, seperti Panda Merah di Sakteng dan dua macan tutul di Merak, menunjukkan kemampuan sukarelawan lokal untuk mendeteksi spesies langka dan sulit dipahami. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan deteksi dini dan respon yang tepat waktu terhadap potensi ancaman, namun juga memberdayakan masyarakat lokal sebagai penjaga keanekaragaman hayati. Secara keseluruhan, dengan mengintegrasikan keterlibatan sukarelawan, teknologi sederhana, dan pelatihan yang ditargetkan, telah menciptakan model yang berkelanjutan dan efektif untuk pemantauan dan konservasi satwa liar secara partisipatif.
Penerima manfaat
Keakraban masyarakat lokal dengan aplikasi pengumpulan data memungkinkan mereka untuk melaporkan lokasi mereka selama keadaan darurat, sekaligus menyumbangkan informasi berharga untuk pemantauan keanekaragaman hayati. Spesies satwa liar setempat juga diuntungkan dengan solusi ini.
Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global (Global Biodiversity Framework (GBF))
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Cerita
Pihak manajemen kagum ketika seorang anggota Komite Konservasi Satwa Liar mengambil foto dan video dua macan tutul di Merak ketika sedang melakukan perjalanan dengan kendaraan dan membagikannya di grup komite. Sebelumnya, pihak manajemen hanya mengonfirmasi keberadaan macan tutul melalui rekaman kamera jebak.