Hutan, Sungai, Ladang, dan Laut di Masyarakat Xinwu, Taoyuan
          Desa Bengang, Desa Shenzhen, dan Desa Kejian adalah komunitas pesisir di Xinwu, Taoyuan. Terletak bersebelahan di antara cekungan Sungai Shezi dan Sungai Fuxing, ketiga desa ini memiliki empat ekosistem utama: terumbu ganggang, penahan angin, bendung ikan batu, dan lahan pertanian/kolam.
Pada tahun 2022, Badan Kehutanan dan Konservasi Alam Cabang Hsinchu menyelenggarakan Lokakarya Penilaian Ketahanan Lokalisasi "Lanskap Sosio-Ekologi-Produksi Hutan-Sungai-Ladang-Laut (SEPLS)." RAW mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat pesisir Xinwu, termasuk perubahan pemanfaatan sumber daya alam dan lahan, bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim, pencemaran lingkungan akibat industrialisasi, spesies invasif, depopulasi dan penuaan pedesaan, dan erosi pengetahuan budaya lokal. Melestarikan dan meningkatkan ketahanan SEPLS masyarakat ini adalah tugas yang mendesak.
Dampak
Cabang dan masyarakat pesisir telah mengintegrasikan unit-unit lintas departemen dan sumber daya perusahaan untuk mendorong inisiatif di seluruh aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan:
1. Hidup: Asosiasi pengembangan masyarakat membentuk tim patroli dan tim perlindungan hutan pesisir. Masyarakat juga membentuk "Tim Tata Kelola Lintas Departemen untuk Tiga Desa Pesisir di Xinwu" dan menerapkan konvensi masyarakat untuk melestarikan lanskap budaya.
2. Produksi: Mata pencaharian historis masyarakat pesisir Xinwu adalah bertani dan menangkap ikan. Budaya bendung ikan batu dan praktik penangkapan ikan pukat pantai Taiwan menunjukkan kearifan kuno, memanfaatkan bahan-bahan lokal dan mempromosikan penangkapan ikan yang berkelanjutan. Asosiasi masyarakat telah secara aktif melestarikan warisan ini melalui tur berpemandu, pendidikan lingkungan, ekowisata, dll., dengan demikian mendorong produksi yang berkelanjutan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3. Ekologi: Terumbu karang yang kaya akan ganggang (misalnya ganggang berkapur merah dan hijau), tanaman pesisir di penahan angin (misalnya pinus ulir dan pohon ekor kuda), dan kehidupan laut di dalam bendungan batu (misalnya kepiting dan ikan) adalah ciri-ciri ekologi utama. Konservasi habitat yang berharga dan satwa liar yang langka ini bergantung pada kelanjutan praktik-praktik penggunaan lahan tradisional. Masyarakat melakukan survei sumber daya tanaman, pemantauan ekologi, dan mempublikasikan karya-karya terkait untuk menginspirasi tindakan kolektif dan semangat untuk tanah air mereka.