Menggunakan Pendanaan Urun Dana untuk Melindungi Harimau Sumatera yang Terancam Punah

Solusi Lengkap
Halaman galang dana Sapu Jerat di Kitabisa.com
Jeffrey Eiser and Fieni Aprilia

Harimau Sumatera merupakan subspesies harimau terakhir yang tersisa di Indonesia. IUCN memasukkan Harimau Sumatera ke dalam daftar spesies yang terancam punah. Salah satu ancaman terbesar bagi Harimau Sumatera adalah perangkap satwa liar yang dipasang oleh para pemburu dan pemburu ilegal di habitat Harimau Sumatera di Sumatera.

Tantangan lainnya, meskipun harimau dipandang sebagai hewan buas dan simbol perdamaian bagi banyak orang, manusia kini mengancam kehidupan mereka. Orang-orang yang tinggal di dekat harimau Sumatera menggunakan perangkap yang kejam untuk melindungi masyarakat dan ternak mereka dari harimau.

Sumatran Tiger Project bekerja sama dengan Forum Harimau Kita dan UNDP Indonesia membentuk kampanye Sapu Jerat untuk menggalang dana publik guna membersihkan jerat harimau di Bengkulu, yang merupakan bagian dari lanskap Taman Nasional Kerinci Seblat.

Para relawan yang terlibat dalam kampanye yang sukses ini telah membersihkan 49 jerat untuk mengurangi ancaman terhadap harimau yang terancam punah. Kampanye ini akan dilakukan secara rutin di seluruh lanskap proyek sebagai bagian dari solusi pendanaan yang berkelanjutan untuk satwa liar.

Pembaruan terakhir: 05 Oct 2020
6542 Tampilan
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Hilangnya ekosistem
Perburuan liar
Kurangnya kesadaran masyarakat dan pengambil keputusan

Populasi Harimau Sumatera semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tren deforestasi, perubahan penggunaan lahan, perburuan liar dan perburuan satwa liar, serta konflik antara manusia dan harimau. Para pemburu menggunakan perangkap satwa liar yang parah yang membawa korban tidak hanya pada harimau tetapi juga pada spesies satwa liar seperti babi hutan dan rusa yang pada akhirnya merusak ekosistem satwa liar yang menjadi habitat Harimau Sumatera. Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan lindung juga menggunakan perangkap satwa liar untuk melindungi ternak mereka dari serangan hewan. Ada dua tantangan utama di sini. Pertama, masih banyaknya perangkap satwa liar yang digunakan oleh para pemburu di habitat satwa liar dan kurangnya kesadaran masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan lindung dan habitat satwa liar untuk memasang perangkap satwa liar sehingga memicu konflik antara manusia dan satwa liar. Kedua masalah ini memicu perlunya tindakan segera untuk membersihkan & memusnahkan perangkap dan membangun kesadaran di antara masyarakat. Crowndfunding merupakan strategi yang ideal untuk mewujudkan aksi tersebut di tingkat nasional dan lokal.

Skala implementasi
Nasional
Ekosistem
Hutan cemara tropis yang selalu hijau
Tema
Perburuan liar dan kejahatan lingkungan
Mitigasi
Jasa ekosistem
Pembiayaan berkelanjutan
Mata pencaharian yang berkelanjutan
Aktor lokal
Penjangkauan & komunikasi
Warisan Dunia
Lokasi
Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia
Asia Tenggara
Proses
Ringkasan prosesnya

Kampanye Crowdfunding Sapu Jerat telah memungkinkan taman nasional untuk melakukan intervensi perlindungan yang berkoordinasi dengan intervensi lain seperti SMART Patrol. Dengan menerapkan Strategi Komunikasi Harimau Sumatera, yaitu menggunakan jaringan komunikasi yang ada di lanskap yang ditargetkan, skema urun dana dapat meningkatkan kesadaran dan membuka peluang baru bagi masyarakat untuk terlibat dalam penyelamatan spesies yang terancam punah. Platform teknologi yang disediakan oleh Kitabisa.com memungkinkan kami untuk membagikan kampanye ini kepada khalayak yang lebih luas sehingga dapat menjangkau generasi muda.

Blok Bangunan
Kampanye Crowd Funding Menggunakan Platform Kitabisa.com

Sumatran Tiger Project, Forum HarimauKita dan UNDP Indonesia memulai kampanye ini bersamaan dengan Hari Harimau Sedunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan nasional tentang kampanye Sapu Jerat.

Pendanaan Sapu Jerat untuk Melindungi Harimau Sumatera menggunakan platform urun dana lokal, Kitabisa.com yang memungkinkan kami untuk menjangkau pendukung yang lebih luas (komunitas, filantropi, artis, influencer) dengan berkampanye di media sosial. KItabisa.com menggalang dana secara online untuk mendukung kampanye yang dibuat oleh organisasi, individu, dan komunitas. Pendanaan Crowd Funding Sapu Jerat untuk Melindungi Harimau Sumatera telah memberikan contoh bagi orang lain untuk membuat kampanye baru dalam mendukung konservasi satwa liar dan keanekaragaman hayati.

Kampanye Sapu Jerat juga dipromosikan melalui saluran media sosial Sumatran Tiger, FHK, dan UNDP Indonesia serta jaringan komunikasi proyek di empat taman nasional. Jaringan ini terdiri dari para jurnalis lokal yang - berkoordinasi dengan Project Implementation Unit (PIU) di setiap lanskap - terus melaporkan inisiatif Proyek Sumatran Tiger,.

Faktor-faktor pendukung

Pertama, infrastruktur komunikasi modern telah memungkinkan masyarakat di berbagai kota dan daerah untuk mengakses kampanye ini. Kedua, membangun jaringan komunikasi yang menyasar para pemangku kepentingan yang relevan telah memungkinkan kampanye ini mendapatkan dukungan dan pendanaan yang dibutuhkan. Dengan menggabungkan teknologi modern dan jaringan yang tepat sasaran, kampanye urun dana Sapu Jerat di Kitabisa.com telah berhasil diselesaikan dan dana yang terkumpul akan digunakan untuk membersihkan perangkap harimau di kawasan taman nasional.

Pelajaran yang dipetik

1. Sebagai bagian dari strategi komunikasi Sumatran Tiger, kampanye ini harus terhubung secara strategis dengan jaringan komunikasi untuk meningkatkan jangkauan dan memperluas dampaknya.

2. Jaringan komunikasi ini harus didorong untuk terlibat dalam kampanye. Bentang alam yang berbeda menggunakan jaringan komunikasi dan metode komunikasi yang berbeda pula, sehingga kampanye yang dibuat pun harus disesuaikan.

3. Koordinasi adalah kunci untuk mencapai target kampanye secara tepat waktu. Dukungan atau dukungan dari para pemangku kepentingan yang relevan dapat diperkuat oleh jaringan komunikasi.

4. Infrastruktur komunikasi modern yang dimiliki oleh Kitabisa.com telah memungkinkan kampanye menjangkau audiens yang ditargetkan.

Merekrut sukarelawan konservasi menggunakan kampanye internet

Dengan memanfaatkan jaringan komunikasi modern, kampanye Sapu Jerat di Kitabisa.com membuka kesempatan bagi masyarakat lokal, nasional, dan internasional untuk terlibat secara sukarela dalam melindungi spesies yang terancam punah seperti harimau sumatera dengan cara berdonasi melalui kampanye Sapu Jerat dan ikut serta dalam pembersihan jerat harimau sumatera di daerah penyangga dan kawasan taman nasional.

Komunitas yang berpotensi untuk terlibat dalam kampanye Sapu Jerat adalah Komunitas Hati Harimau oleh Forum Harimau Kita, komunitas advokasi Sumatran Tiger Project (jurnalis, petugas komunikasi), seniman, mahasiswa, wisatawan, polisi hutan, dan lain-lain.

Keterlibatan komunitas lokal, nasional dan internasional dalam Kampanye Sapu Jerat harus dikoordinasikan secara erat dengan petugas taman nasional.

Faktor-faktor pendukung

Keberhasilan melibatkan masyarakat lokal, nasional, dan internasional untuk menjadi sukarelawan dalam kampanye Sapu Jerat tidak terlepas dari koordinasi dan strategi komunikasi yang baik antara Sumatran Tiger Project, Forum HarimauKita, dan UNDP Indonesia dengan melibatkan para polisi hutan dari Balai Taman Nasional, polisi hutan berbasis masyarakat, LSM Mitra yang memimpin kegiatan di masing-masing lanskap, dan kantor koordinasi proyek di masing-masing lanskap.

Pelajaran yang dipetik

1. Komunikasi dan koordinasi adalah kunci keberhasilan kampanye Sapu Jerat

2. Kampanye Sapu Jerat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi harimau sumatera sebagai sub-spesies harimau yang tersisa di Indonesia.

3. Kampanye Sapu Jerat menyediakan platform yang ideal bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam melindungi taman nasional dan ekosistem satwa liar.

Dampak

Kampanye Crowdfunding Sapu Jerat telah membuka peluang baru bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam mendukung solusi konflik satwa liar dengan manusia. Sebanyak 216 orang berdonasi dalam kampanye ini dan dana yang terkumpul melebihi target kampanye (Rp30 juta dari target Rp25 juta).

Dana tersebut digunakan untuk mendanai 6 tim di Taman Nasional Kerici Seblat yang berhasil membersihkan 49 jerat harimau dan satwa liar dan kemudian memusnahkannya.

Dana publik merupakan sumber pendanaan baru dan tambahan - bagian dari kemitraan masyarakat dan publik - yang dapat dipromosikan di masa depan. Hal ini juga dapat digunakan sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran akan konservasi satwa liar. Kampanye ini menggunakan platform teknologi yang disediakan oleh KitaBisa.com. Ini adalah yang pertama dalam menggunakan platform crowdfunding online lokal yang populer di kalangan generasi muda.

Kampanye ini telah dibagikan sebanyak 45.292 kali di media sosial sehingga berhasil mencapai target sebesar 120%. Kampanye ini juga telah membuka peluang baru bagi masyarakat untuk terlibat dalam mendukung solusi konflik satwa liar dengan manusia. Hal ini merupakan bagian dari kemitraan antara masyarakat dan pemerintah yang dapat dipromosikan di masa depan.

Penerima manfaat

Penerima manfaat termasuk: masyarakat lokal dengan mencegah konflik harimau & satwa liar, Otoritas Taman Nasional Kerinci Seblat dengan meningkatkan perlindungan di kawasan taman nasional, masyarakat nasional & internasional dengan menyelamatkan harimau sumatera yang agung.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
SDG 13 - Aksi iklim
SDG 15 - Kehidupan di darat
TPB 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan
Cerita
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia
Harimau terjebak
Ministry of Environment and Forestry of Indonesia

Harimau Sumatera yang ganas dan agung dikenal sebagai penjaga hutan yang paling ditakuti. Hidup sebagai simbol perdamaian bagi banyak orang, auman mereka telah bergema di seluruh Sumatera, Jawa, dan Bali. Namun, sejak tahun 1980-an dan 1940-an, harimau telah punah di Jawa dan Bali, sehingga harimau Sumatera harus berjuang untuk bertahan hidup.


Hutan Sumatera telah berkurang luasnya akibat ekspansi industri dan ledakan populasi manusia. Karena manusia berbagi sumber daya alam yang sama dengan harimau-harimau yang luar biasa ini, maka tidak jarang manusia memasang perangkap harimau dan serangan harimau terhadap manusia - kami menyebutnya 'konflik manusia-harimau'. Dalam sepuluh tahun terakhir, tercatat sekitar 600 kasus yang merenggut nyawa 70 orang dan 80 harimau Sumatera. Menurut International Union for Conservation of Nature, Harimau Sumatera diklasifikasikan sebagai satwa yang terancam punah.

Meskipun harimau dianggap sebagai hewan yang ganas dan simbol perdamaian bagi banyak orang, namun manusia kini mengancam kehidupan mereka. Orang-orang yang tinggal di dekat harimau Sumatera menggunakan perangkap yang kejam untuk melindungi masyarakat dan ternak mereka dari harimau. Alat-alat logam yang tajam dan tajam ini dapat menjerat cakar harimau dan menyebabkan kerusakan permanen. Dalam banyak kasus, harimau yang terperangkap mencoba keluar dari perangkap dan berakhir dengan kematian. Kita harus menghentikan penggunaan perangkap yang tidak manusiawi ini.

UNDP Indonesia telah bekerja sama dengan Forum HarimauKita (FHK) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mencegah Harimau Sumatera dari kepunahan dengan cara mengedukasi masyarakat setempat tentang bahaya jerat. Salah satu inisiatif untuk mencegah konflik antara manusia dan harimau disebut 'Sapu Jerat' dimana para relawan dan ahli konservasi menyingkirkan jerat yang dipasang oleh para pemburu di Taman Nasional Kerinci Seblat dan Bukit Balai Rejang. Sebanyak 20-30 relawan lokal bergabung dalam kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini.

FHK berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 25 juta untuk melaksanakan Sapu Jerat. Dana yang terkumpul digunakan untuk membiayai perjalanan dan biaya hidup para relawan serta kebutuhan logistik Sapu Jerat. Apakah Anda seorang aktivis satwa liar atau penyayang binatang, bergabunglah dengan kampanye kami untuk menyelamatkan harimau!

Sumber: https://kitabisa.com/savesumatrantiger

Sumber daya
Terhubung dengan kontributor