Restorasi Hutan dan Lahan (RENTANG) Skala Besar dengan Spesies Pohon Asli dan Sistem Wanatani

Solusi Snapshot
Pembibitan
Fairventures Worldwide

Sebagian besar hutan hujan di Kalimantan telah ditebangi atau terdegradasi. Daerah yang terdegradasi mengalami erosi, menawarkan sedikit Jasa Ekosistem dan tidak memberikan pendapatan bagi penduduk setempat. Solusinya adalah Restorasi Bentang Alam Hutan dengan spesies pohon asli dan sistem wanatani, dimulai dengan spesies perintis yang tumbuh cepat dan layak secara komersial yang dapat menstabilkan dan memperbaiki tanah dengan pengikatan nitrogen. Pada langkah kedua, tanaman pertanian dan spesies pohon dengan rotasi yang lebih panjang ditambahkan. Pupuk organik seperti kompos berkontribusi pada pemulihan kesuburan tanah.

Pembaruan terakhir: 21 Mar 2019
6103 Tampilan
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Curah hujan yang tidak menentu
Meningkatkan suhu
Degradasi Lahan dan Hutan
Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Pergeseran musim
Pemanenan yang tidak berkelanjutan termasuk penangkapan ikan yang berlebihan
Penggunaan yang saling bertentangan / dampak kumulatif
Erosi
Hilangnya ekosistem
Kurangnya peluang pendapatan alternatif
Kurangnya kesadaran masyarakat dan pengambil keputusan
Pemantauan dan penegakan hukum yang buruk
Kurangnya infrastruktur
Tata kelola dan partisipasi yang buruk
Pengangguran / kemiskinan
Skala implementasi
Lokal
Ekosistem
Wanatani
Hutan cemara tropis yang selalu hijau
Tema
Mitigasi
Jasa ekosistem
Pencegahan erosi
Mata pencaharian yang berkelanjutan
Pengelolaan lahan
Pertanian
Pengelolaan Hutan
Lokasi
Kalimantan Tengah, Indonesia
Asia Tenggara
Dampak

Solusi ini memanfaatkan transformasi sektor perkayuan di Indonesia, yang mengalami pergeseran fokus dari penebangan kayu keras di hutan alam ke arah spesies kayu ringan yang tumbuh cepat dan mampu tumbuh di tanah yang kurang subur. Spesies perintis seperti Paraserianthes Falcataria meningkatkan kesuburan tanah dengan mengikat nitrogen dan meningkatkan pengendalian erosi. Setelah efek rehabilitasi awal ini terjadi, tanaman tambahan - baik tanaman pangan maupun tanaman komersial - dapat ditumpangsarikan dan spesies pohon lainnya dapat ditanam. Dengan demikian, area yang dimaksud dapat kembali menyediakan jasa ekosistem seperti tangkapan air dan berfungsi sebagai koridor keanekaragaman hayati. Selain itu, pohon-pohon yang tumbuh akan menyerap karbon dari atmosfer dan meningkatkan cadangan karbon tanah. Yang tak kalah penting, masyarakat dan petani yang berpartisipasi dalam solusi ini menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan melalui pohon-pohon kayu ringan yang cepat berbuah, pohon-pohon kayu keras dengan rotasi yang lebih panjang, dan tanaman komersial, serta mampu memanfaatkan area yang sebelumnya terdegradasi untuk produksi pangan. Kawasan RENTANG juga mengurangi tekanan terhadap hutan primer, karena masyarakat tidak lagi bergantung pada eksploitasi hutan untuk mendapatkan bahan bangunan, makanan dan pendapatan. Bersamaan dengan kegiatan yang berlangsung di kawasan terdegradasi, masyarakat yang terlibat menyisihkan sebagian hutan primer atau hutan sekunder yang kaya keanekaragaman hayati untuk konservasi dan regenerasi, sehingga berkontribusi terhadap RENTANG dalam skala bentang alam.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
TPB 1 - Tanpa kemiskinan
SDG 8 - Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi
SDG 13 - Aksi iklim
SDG 15 - Kehidupan di darat
Terhubung dengan kontributor