
Restorasi Rawa Garam Ramah Lingkungan Menggunakan Produk Sampingan Perikanan

IPCC mengakui padang lamun, rawa-rawa asin, dan hutan bakau sebagai tiga ekosistem karbon biru utama. Taman Nasional Taean memiliki lingkungan pesisir yang beragam termasuk rawa-rawa asin, bukit pasir pantai, dan padang lamun. Habitat-habitat ini mendukung berbagai spesies yang secara khusus beradaptasi dengan lingkungan ini. Area-area ini secara ekologis sangat penting baik sebagai habitat penting maupun sebagai penyerap karbon alami. Namun, pembangunan pesisir yang sedang berlangsung dan meningkatnya pengunjung telah menyebabkan degradasi yang terus menerus dan pengurangan luasnya karena aktivitas manusia.
Di masa lalu, produk sampingan perikanan diklasifikasikan sebagai limbah umum. Praktik pembuangan yang tidak tepat, termasuk pembuangan ilegal dan penumpukan yang tidak terkendali di sepanjang pantai, mengakibatkan pencemaran laut, bau busuk, dan pembusukan. Untuk mengatasi masalah ini, undang-undang diberlakukan untuk mempromosikan daur ulang produk sampingan perikanan. Sejalan dengan inisiatif ini, taman nasional ini meluncurkan proyek percontohan untuk memulihkan rawa-rawa garam dan memperkuat garis pantai dengan menggunakan cangkang tiram yang didaur ulang.
Dampak
Sebanyak 2.300 kg cangkang tiram digunakan untuk merestorasi area seluas 500 m², dan pemasangan struktur telah selesai. Pemantauan perubahan medan dan pembentukan kembali vegetasi saat ini sedang berlangsung. Struktur yang dibuat dengan jaring kerang tiram menawarkan keuntungan berupa daya tahan yang tinggi terhadap energi gelombang dan ramah lingkungan, karena menggunakan bahan yang berasal dari laut. Selain itu, proyek ini juga mendorong kolaborasi antara sukarelawan lokal dan taman nasional untuk mengatasi masalah masyarakat, sambil mempromosikan daur ulang limbah kerang tiram sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan untuk produk sampingan perikanan. Layanan Taman Nasional Korea secara aktif memajukan proyek restorasi ramah lingkungan dengan menggunakan bahan yang dapat terurai secara hayati dan berencana untuk memperluas upaya ini ke berbagai lingkungan laut, termasuk rawa-rawa garam dan bukit pasir pantai.