Implementasi langkah-langkah adaptasi oleh masyarakat di hutan dan sistem wanatani

Langkah-langkah EbA yang dilaksanakan di sub-daerah aliran sungai berfokus pada jasa ekosistem air dan tanah, diversifikasi produktif, serta mitigasi dampak perubahan iklim terhadap tanaman dan aset masyarakat. Bersama dengan >100 produsen dari bagian atas sub-daerah aliran sungai, pohon buah-buahan dan kayu diperkenalkan ke dalam sistem wanatani yang berbatasan dengan 7 sumber air, dan pertanian organik didorong, sehingga memungkinkan keluarga-keluarga untuk mendiversifikasi pendapatan mereka dan mengurangi kerentanan tanaman, infrastruktur produktif dan perumahan mereka, yang dipengaruhi oleh angin kencang. Hal ini, dikombinasikan dengan praktik konservasi tanah dan air (parit irigasi di lereng bukit, tidak membakar dan memasukkan residu tanaman), telah membantu mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh curah hujan yang ekstrem, serta meningkatkan retensi kelembaban pada tanaman, kesuburan tanah, dan infiltrasi dan penangkapan air di daerah tersebut. Langkah-langkah EbA tidak hanya menghasilkan agroekosistem yang lebih tangguh, tetapi juga meningkatkan ketersediaan air, yang bermanfaat bagi >400 keluarga di sub-daerah aliran sungai. Tindakan-tindakan ini telah meningkatkan kesadaran akan perlunya pendekatan ekosistem dan adaptasi terhadap pengelolaan wilayah dalam menghadapi perubahan iklim.

  • Memperbaiki kondisi tanah tidak hanya merupakan cara untuk memastikan peningkatan produktivitas, tetapi juga dalam jangka menengah, membantu mengurangi kecenderungan untuk berpindah-pindah lahan pertanian, karena hal ini memastikan bahwa keluarga dapat bekerja di lahan yang sama selama bertahun-tahun. Faktor yang berpengaruh ini mendukung penerapan praktik konservasi tanah oleh keluarga.
  • Plan Trifinio memulai skema insentif hutan bagi pemilik hutan beberapa tahun yang lalu dengan tujuan untuk berkontribusi terhadap perlindungan hutan dan dengan itu, untuk menangkap air di cekungan.
  • Penanaman tanaman buah dan kayu secara berangsur-angsur merupakan cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat mengaitkan pohon dengan tanaman. Cara ini memungkinkan untuk melihat secara nyata bagaimana sistem wanatani dapat membantu mengatasi dampak perubahan iklim dan mendiversifikasi pendapatan keluarga.
  • Penerapan sistem wanatani dan praktik-praktik konservasi tanah harus memungkinkan diversifikasi tanaman dan peningkatan pendapatan dalam waktu singkat (menggunakan biji-bijian, alpukat, dan lain-lain) dan tidak hanya dalam jangka menengah dan jangka panjang (penggunaan pohon pinus dan cemara). Agar hal ini dapat terwujud, diperlukan perencanaan bersama antara produsen dan penasihat teknis.
  • Penting untuk mempertimbangkan kepemilikan lahan di mana sumber air berada. Pemerintah kota biasanya hanya memiliki mata air dan tidak memiliki lahan di sekitarnya. Hal ini memerlukan kerja sama dengan pemilik hutan dan lahan yang mengelilingi sumber air, untuk melindungi dan/atau memulihkan lahan tersebut dan mengijinkan pemasangan pipa untuk menyediakan air bagi masyarakat.