
Berhasil melestarikan koridor kritis dan kemacetan dengan menggunakan manajemen berbasis masyarakat.

Sejak dekade terakhir di Nepal, pendekatan konservasi berbasis lanskap telah diadopsi sebagai peluang untuk meningkatkan inisiatif konservasi. Program Lanskap Terai Arc (TAL) di Nepal merupakan salah satu contoh dari pendekatan tersebut, dimana implementasinya telah disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari kawasan lindung inti, zona penyangga, koridor, dan daerah hambatan. Pendekatan ini telah menghasilkan tingkat konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati yang lebih tinggi, peningkatan jumlah semua spesies megafauna, peningkatan mata pencaharian masyarakat lokal dengan kepemimpinan perempuan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan pada akhirnya memberikan kontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. Pendekatan ini telah membagi peran, hak, dan tanggung jawab di antara berbagai aktor atau pemangku kepentingan, dan mereka disatukan untuk melestarikan hutan dan keanekaragaman hayati melalui pengelolaan berbasis masyarakat (CBM). Ram Prasad Lamsal, Manajer Proyek pendiri, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kebijakan, praktik dan tata kelola, serta membangun inovasi.
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Lokasi
Dampak
- Hutan yang dilindungi, dipulihkan, dan dikelola; keanekaragaman hayati, satwa liar, dan habitat serta lahan basah yang dilestarikan; peningkatan jumlah seluruh spesies megafauna, pemberdayaan masyarakat dalam hal gender, kepemimpinan, peningkatan mata pencaharian, dan usaha; serta penanganan masalah perubahan iklim.
- Mengembangkan model berbasis masyarakat yang lebih baik dengan pendekatan hemat biaya dan tingkat partisipasi dan kontribusi masyarakat yang tinggi, serta kemitraan yang kuat.
- Memadukan pengetahuan tradisional dan pengetahuan ilmiah; serta sistem pemantauan, evaluasi, dan pembelajaran bersama.