
Jaringan YILNAC mendukung masyarakat adat muda dalam memulihkan hutan masyarakat dengan menanam dan mengelola pohon-pohon tradisional secara rasional di Wilayah Mwenga

Masyarakat adat muda yang tinggal di Wilayah Mwenga dihadapkan pada eksploitasi berlebihan dan degradasi hutan masyarakat yang semakin parah, yang berdampak negatif terhadap populasi masyarakat adat dalam arti bahwa masyarakat adat muda dulunya berkonsentrasi pada pencarian ulat yang dapat dimakan di Wilayah Mwenga. Saat ini, hutan masyarakat sayangnya telah dieksploitasi secara berlebihan, terdegradasi, terkena dampak perubahan iklim, dan kurangnya keanekaragaman hayati.
Untuk memperbaiki situasi ini, Young Indigenous Leaders for Nature and Climate (YILNAC Network) telah membuat sebuah proyek untuk mendukung masyarakat adat muda dalam merestorasi hutan masyarakat dengan merestorasi 260 hektar spesies pohon tradisional dan mengelola pohon-pohon tradisional secara rasional melalui pelatihan bagi 180 masyarakat adat muda di wilayah Mwenga.
Proyek ini didukung oleh Climate Change Africa Opportinuties (CCAO).
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Lokasi
Dampak
Mulai dari mobilisasi masyarakat muda adat, lokakarya peningkatan kapasitas, identifikasi spesies pohon tradisional, pembibitan dan pelatihan masyarakat muda adat, hingga peluncuran penanaman pohon melalui kampanye; kami telah mencapai hasil sebagai berikut:
- 260 hektar dipulihkan menjadi spesies inang tradisional ulat yang dapat dimakan, yaitu 104.000 pohon tradisional yang ditanam di hutan masyarakat Mwenga di provinsi Sud-Kivu di Republik Demokratik Kongo;
- 8 komite pemantau hutan adat setempat dibentuk;
- 180 pemuda setempat dilatih dalam pengelolaan pohon ulat tradisional secara rasional.
Pelaksanaan proyek ini bermanfaat dalam hal :
- Berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim: penanaman pohon inang ulat tradisional di hutan rakyat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemanasan global;
- Berkontribusi dalam memerangi kemiskinan karena memungkinkan masyarakat adat muda untuk menciptakan sumber pendapatan dan membantu meningkatkan kondisi sosial-ekonomi keluarga masyarakat adat;
- Berkontribusi dalam memerangi kelaparan, karena penggunaan ulat sebagai produk makanan membantu mengurangi kerawanan pangan.