
Meningkatnya populasi Beisa Oryx

Tujuan keseluruhan proyek ini adalah untuk melindungi dan melestarikan Beisa Oryx di Nakuprat-Gotu Community Conservancy di Kenya Utara melalui dukungan dan pengelolaan oleh masyarakat. Hal ini dicapai melalui peningkatan tata kelola konservasi, peningkatan pemantauan satwa liar dan patroli anti perburuan liar oleh para penjaga hutan, menjalankan program kesadaran konservasi di dalam area pemukiman masyarakat dan sekolah, pengelolaan lahan yang berkelanjutan, dan menyediakan sumber pendapatan alternatif bagi para penjual arang dan pemburu liar. Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif IUCN Save Our Species African Wildlife, yang didanai oleh Uni Eropa.
Tantangan yang dihadapi:
Perburuan liar terhadap Beisa Oryx
Perusakan habitat melalui penebangan pohon untuk menghasilkan arang
Populasi Beisa Oryx meningkat dari angka dasar 719 ekor pada awal proyek menjadi 881 ekor setelah satu tahun proyek berlangsung. Hal ini terutama disebabkan karena proyek ini memberikan pilihan mata pencaharian alternatif bagi anggota masyarakat melalui pelatihan keterampilan yang membuat mereka tidak lagi melakukan penebangan hutan.
Dampak
Terdapat peningkatan populasi Beisa Oryx dari 709 ekor pada awal proyek menjadi 881 ekor setelah satu tahun pelaksanaan proyek.
Peningkatan kegiatan pertanian yang dipelajari dari klub konservasi sekolah ke tingkat pemukiman masyarakat. Siswa-siswa dari Sekolah Dasar Attan mentransfer apa yang mereka pelajari dari klub konservasi sekolah tentang kebun dapur ke desa mereka dan hal ini telah mengubah desa Attan menjadi salah satu daerah pertanian yang sukses di lanskap tersebut. Hal ini telah mengubah masyarakat dari penggembalaan menjadi agro-pastoralisme.
Melalui program pelatihan kejuruan, sebanyak 149 anggota masyarakat (75 laki-laki dan 74 perempuan) yang berasal dari seluruh wilayah pemukiman masyarakat mendapatkan pilihan mata pencaharian alternatif yang membantu mengurangi kasus perburuan liar dan penebangan pohon untuk dijadikan arang. Pengarusutamaan gender juga dibahas melalui representasi yang seimbang selama program pelatihan kejuruan