Otonomi keuangan melalui kemitraan publik-swasta dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Nosy Tanihely

Solusi Snapshot
Otonomi keuangan berkat kemitraan swasta-publik dalam pengelolaan KKP Nosy Tanihely
Tanihely National Park

Biaya pengelolaan kawasan konservasi perairan sangat penting dalam hal sumber daya keuangan yang dibutuhkan untuk memastikan operasi dan implementasi rencana KKP. Metode pengelolaan yang terkait dengan jenis tata kelola memiliki pengaruh besar terhadap kapasitas pengelolaan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam mengelola kawasan konservasi perairan. Terkait dalam sebuah asosiasi Taman Nasional Tanihely, kolaborasi dan kemitraan antara tiga entitas (Taman Nasional Madagaskar, Komune Nosy Be dan Kantor Pariwisata Nosy Be) yang seharusnya menjadi struktur percontohan di awal pembentukan menjadi kemungkinan solusi untuk otonomisasi keuangan kawasan konservasi perairan. Dikembangkan dalam arti pemangku kepentingan yang bertanggung jawab atas pengelolaan, ketiga entitas tersebut memiliki peran dan kewajiban dalam melaksanakan tujuan pengelolaan utama KKP, yaitu keberlanjutan keuangan. Pariwisata merupakan mekanisme pendanaan yang penting dalam pengelolaan KKP.

Pembaruan terakhir: 05 May 2025
51 Tampilan
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Penggunaan yang saling bertentangan / dampak kumulatif
Hilangnya ekosistem
Spesies invasif
Kurangnya akses ke pendanaan jangka panjang
Kurangnya peluang pendapatan alternatif
Kurangnya kesadaran masyarakat dan pengambil keputusan
Pemantauan dan penegakan hukum yang buruk
Tata kelola dan partisipasi yang buruk
Pengangguran / kemiskinan
Skala implementasi
Lokal
Nasional
Ekosistem
Laut dalam
Laut terbuka
Lamun
Terumbu karang
Pantai
Tema
Akses dan pembagian manfaat
Jasa ekosistem
Pembiayaan berkelanjutan
Tata kelola kawasan lindung dan konservasi
Kesehatan dan kesejahteraan manusia
Aktor lokal
Pengelolaan tata ruang pesisir dan laut
Perencanaan pengelolaan kawasan lindung dan konservasi
Pariwisata
Lokasi
Nosibe, Sava, Madagaskar
Diana, Madagaskar
Afrika Timur dan Selatan
Dampak

Penerima manfaat utama adalah Taman Nasional, karena keberadaan atraksi-atraksinya, keanekaragaman hayatinya yang luar biasa, dan tujuan jangka panjangnya. Taman Nasional memikul tanggung jawab atas jasa ekosistem yang disediakan. Semua pemangku kepentingan, yaitu anggota Asosiasi yang membentuk badan penasihat dan eksekutif, juga merupakan penerima manfaat dalam hal manajemen dan tata kelola yang baik dari struktur tersebut. Operator pariwisata swasta juga merupakan penerima manfaat dalam kapasitasnya sebagai pengguna Taman Nasional dan juga dalam penciptaan kegiatan pariwisata yang produktif bagi sektor swasta melalui sektor pariwisata.

Akhirnya, penerima manfaat juga merupakan penduduk dan masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut di sekitar kawasan konservasi perairan dan yang berhak atas manfaat ekonomi dari keberadaan taman nasional ini.

Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global (Global Biodiversity Framework (GBF))
Target GBF 1 - Merencanakan dan Mengelola Semua Area Untuk Mengurangi Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Target GBF 9 - Mengelola Spesies Liar Secara Berkelanjutan Untuk Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat
Target GBF 10 - Meningkatkan Keanekaragaman Hayati dan Keberlanjutan di Bidang Pertanian, Akuakultur, Perikanan, dan Kehutanan
Target GBF 11 - Memulihkan, Memelihara, dan Meningkatkan Kontribusi Alam bagi Manusia
Target GBF 22 - Memastikan Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan dan Akses terhadap Keadilan dan Informasi Terkait Keanekaragaman Hayati untuk semua
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
TPB 1 - Tanpa kemiskinan
SDG 14 - Kehidupan di bawah air
Terhubung dengan kontributor
Kontributor lainnya
Walikota Komune Nosy Be
Komune dari Nosy Be
Manajer Taman
Taman Nasional Tanihely