Pemberian Manfaat Mata Pencaharian Kepada Masyarakat Lokal Melalui Pengelolaan Bersama Cagar Alam

Solusi Snapshot
Ekowisata berbasis model komunitas, sebuah pendekatan pariwisata berkelanjutan yang mengutamakan keterlibatan dan manfaat bagi masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan alam.
PSFR

Cagar Alam Hutan Pin Supu adalah tempat yang istimewa dengan tujuh jenis hutan yang berbeda, dikelilingi oleh lima desa. Sebuah proyek penting sedang berlangsung dari tahun 2021 hingga 2025 untuk melindungi ekosistem yang unik ini. Di masa lalu, perambahan menjadi ancaman utama karena lokasinya yang dekat dengan desa-desa. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Negara Bagian Sabah, yang diwakili oleh manajemen Cagar Alam Pin Supu, menandatangani perjanjian 10 tahun (2016-2026) dengan Kopel Berhad untuk pengelolaan hutan bersama.

Kolaborasi ini telah membuahkan hasil yang positif, dimana masyarakat mendapatkan manfaat dari ekowisata yang kini menjadi bagian penting dari perekonomian mereka. Inisiatif ini juga mempromosikan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di masyarakat sekitar Cagar Alam Pin Supu, Kinabatangan. Bersama-sama, mereka bekerja menuju masa depan yang berkelanjutan bagi hutan dan masyarakat.

Pembaruan terakhir: 05 Sep 2024
247 Tampilan
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Kebakaran hutan
Spesies invasif
Perburuan liar
Pengembangan infrastruktur
Kurangnya infrastruktur
Skala implementasi
Lokal
Ekosistem
Hutan cemara tropis yang selalu hijau
Tema
Akses dan pembagian manfaat
Pengarusutamaan keanekaragaman hayati
Fragmentasi dan degradasi habitat
Spesies asing yang invasif
Perburuan liar dan kejahatan lingkungan
Jasa ekosistem
Pemulihan
Tata kelola kawasan lindung dan konservasi
Mata pencaharian yang berkelanjutan
Masyarakat adat
Perencanaan pengelolaan kawasan lindung dan konservasi
Lokasi
KOPEL, Jalan Mengaris, Batu Putih, Kota Kinabatangan, Sabah 90200, Malaysia
Asia Tenggara
Dampak

Mengelola cagar alam dengan melibatkan masyarakat sekitar memiliki banyak dampak positif di bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi, yang bermanfaat bagi masyarakat lokal dan ekosistem yang mereka tinggali.

  • Dampak Lingkungan: - Konservasi Keanekaragaman Hayati - Perlindungan Habitat - Penyerapan Karbon - Sumber Daya Air
  • Pengelolaan Dampak Sosial: - Pemberdayaan dan Kepemilikan - Pelestarian Budaya - Peluang Mata Pencaharian - Konflik
  • Resolusi Dampak Ekonomi: - Peningkatan Pendapatan - Penciptaan Lapangan Kerja - Penambahan Nilai.

Secara ringkas, pengelolaan hutan bersama memberikan hasil yang positif, termasuk peningkatan konservasi lingkungan, pemberdayaan sosial, pelestarian budaya, dan pembangunan ekonomi, yang mendorong lanskap yang berkelanjutan dan tangguh untuk generasi sekarang dan yang akan datang.

Selain itu, pendapatan masyarakat (KOPEL) meningkat 64% dari tahun 2021 hingga 2022, dan terdapat peningkatan tutupan hutan yang signifikan berdasarkan data GIS: dari tahun 2008 hingga 2016 (0,4%), 2016 hingga 2020 (0,8%), dan 2020 hingga 2023 (1,1%).

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
SDG 8 - Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi
Terhubung dengan kontributor
Kontributor lainnya
Saidal Bin Udin
Koperasi Perlancongan Mukim Batu Puteh, Kinabatangan (KOPEL Berhad) (12139)