Penanaman rumput sapu (thysanolaena maxima) dipromosikan di pinggir jalan, daerah tandus dan lahan pertanian. Karena sistem perakarannya yang kuat seperti jaring, rumput sapu membantu mencegah erosi tanah dan menstabilkan lereng. Rumput sapu dapat beregenerasi dengan cepat bahkan di lahan yang rusak, dan tidak memerlukan banyak perawatan. Rumput sapu dapat digunakan untuk membuat sapu, daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak, dan batang serta akarnya dapat digunakan sebagai bahan bakar kayu. Dengan demikian, penanaman rumput sapu menyediakan berbagai peluang mata pencaharian, serta jasa ekosistem.
Agar skema penanaman seperti itu berhasil, harus ada permintaan, tidak hanya untuk produk yang ditawarkan oleh spesies tanaman (dalam hal ini sapu, bahan bakar, dan makanan ternak), tetapi juga untuk diversifikasi mata pencaharian yang ditawarkan. Dalam kasus ini, migrasi keluar oleh para pemuda menciptakan permintaan akan kegiatan yang menghasilkan pendapatan dari para perempuan, dan kesempatan untuk melakukan kegiatan tersebut karena adanya lahan yang ditinggalkan.
Penanaman rumput sapu bekerja dengan baik dalam situasi ini karena menawarkan manfaat ekologi dan sosial; program penanaman harus memilih spesies tanaman yang sesuai. Selain itu, intensitas tenaga kerja yang rendah dan waktu tanam yang singkat berarti hanya ada sedikit permintaan tambahan pada perempuan (penerima manfaat utama dari skema ini).