Pengelolaan Habitat Pegunungan di Taman Nasional Jigme Singye Wangchuck

Solusi Snapshot
Penggembala Yak lokal berpartisipasi dalam pekerjaan restorasi habitat pegunungan
Sonam Dorji/JSWNP

Inisiatif Pengelolaan Habitat Pegunungan di Taman Nasional Jigme Singye Wangchuck, Bhutan, menangani perambahan juniper dan semak belukar yang telah merusak padang rumput pegunungan yang sangat penting bagi satwa liar dan komunitas penggembala yak. Meliputi 50 hektar di wilayah Wangjela (3.300 m dpl), Taman Nasional ini menerapkan pendekatan restorasi partisipatif yang mengintegrasikan pengetahuan penggembalaan tradisional dengan penilaian ilmiah dan manajemen adaptif. Menggunakan teknik "de-branching" pada pohon juniper, dikombinasikan dengan pemotongan dan penipisan semak juniper dan spesies semak lainnya. Menghilangkan cabang-cabang lateral juniper hingga 2,5 m di atas tanah dengan tetap mempertahankan batang utama. Intervensi ini memungkinkan penetrasi sinar matahari, mendorong pertumbuhan kembali rumput tanpa merusak pepohonan. Para penggembala yak berkontribusi dalam implementasi, pemantauan, dan umpan balik. Dalam waktu enam bulan, spesies rumput yang dapat dimakan meningkat, sehingga meningkatkan ketersediaan pakan ternak. Model berbiaya rendah dan dapat direplikasi ini meningkatkan ketahanan ekosistem, habitat satwa liar, dan mata pencaharian budaya di seluruh lanskap pegunungan Bhutan

Pembaruan terakhir: 21 Nov 2025
42 Tampilan
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Skala implementasi
Lokal
Ekosistem
Padang rumput beriklim sedang, sabana, semak belukar
Tema
Fragmentasi dan degradasi habitat
Lokasi
Trongsa, Bhutan
Asia Utara dan Tengah
Dampak
  • Peningkatan Kualitas Padang Rumput: Enam bulan setelah penebangan, tutupan tanah dari spesies yang dapat dimakan seperti Trifolium repens, Cyperus sp. dan Digitaria sp. meningkat secara signifikan, sementara lumut dan lumut yang tidak dapat dimakan menurun.
  • Memulihkan Basis Hijauan Pakan untuk Satwa Liar dan Ternak: Peningkatan pertumbuhan rumput-rumput bergizi bermanfaat bagi ungulata liar (mangsa utama harimau) dan yak domestik, yang berkontribusi pada berkurangnya kompetisi dan peningkatan kualitas habitat.
  • Pemberdayaan Masyarakat dan Dukungan Mata Pencaharian: Penggembala yak menyatakan dukungan yang kuat terhadap intervensi ini dan melaporkan optimisme tentang pemulihan padang rumput, sehingga mengurangi kekhawatiran akan berkurangnya padang rumput.
  • Ketahanan Ekosistem: Dengan mempertahankan padang rumput alpine yang terbuka, intervensi ini berkontribusi pada adaptasi iklim dan perlindungan sumber air di ekosistem dataran tinggi.
  • Sinergi Konservasi Budaya dan Keanekaragaman Hayati: Inisiatif ini merevitalisasi penggembalaan yak tradisional sekaligus memperkuat konservasi harimau melalui peningkatan berbasis mangsa, yang menyelaraskan tujuan ekologi dan budaya.
Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global (Global Biodiversity Framework (GBF))
Target GBF 1 - Merencanakan dan Mengelola Semua Area Untuk Mengurangi Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Target GBF 2 - Memulihkan 30% dari semua Ekosistem yang Terdegradasi
Target GBF 8 - Meminimalkan Dampak Perubahan Iklim terhadap Keanekaragaman Hayati dan Membangun Ketahanan
Target GBF 11 - Memulihkan, Memelihara, dan Meningkatkan Kontribusi Alam bagi Manusia
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
SDG 15 - Kehidupan di darat
Terhubung dengan kontributor
Kontributor lainnya
Rinchen Dorji
Jigme Singye Wangchuck National Park, DoFPS, Bhutan.
Tshering Wangchuk
Jigme Singye Wangchuck National Park, DoFPS, Bhutan.
Abir Man Sinchuri
Jigme Singye Wangchuck National Park, DoFPS, Bhutan.
Organisasi Lain