Ruang untuk sungai - NbS untuk perlindungan banjir pesisir dan sungai di kota-kota
Sungai Waal di Belanda menyempit secara signifikan saat melintasi kota Nijmegen, menciptakan efek kemacetan saat debit sungai tinggi. Menghadapi peningkatan risiko dan frekuensi banjir akibat perubahan iklim, Nijmegen memutuskan bahwa langkah alternatif diperlukan untuk memastikan keselamatan warga. Program nasional 'Room for the River' diprakarsai untuk beralih dari hanya memperkuat tanggul yang ada menuju penggunaan solusi berbasis alam yang menggabungkan dinamika aliran sungai.
Dengan implementasi Taman Sungai Perkotaan, sungai Waal diberi lebih banyak ruang alami untuk memproses tingkat air yang tinggi dan mengurangi efek kemacetan. Tanggul yang ada dipindahkan sejauh 350 meter ke dalam untuk membangun saluran sungai dan dataran banjir yang baru. Di samping saluran baru, sebuah pulau yang sama sekali baru dibentuk, menciptakan taman sungai perkotaan yang unik di jantung kota. Desainnya mencakup habitat alami baru dan ruang rekreasi untuk mempromosikan keanekaragaman hayati dan kesejahteraan warga.
Dampak
Urban River Park memberikan contoh sukses dari transformasi dari hanya menggunakan infrastruktur abu-abu buatan dalam pengelolaan air menjadi solusi alami. Hal ini menunjukkan bahwa solusi berbasis alam bermanfaat untuk mengurangi risiko banjir di perkotaan dan membawa manfaat tambahan untuk rekreasi, ekologi, dan estetika kota.
Proyek ini dapat menjadi contoh bagi para perencana kota tentang bagaimana melibatkan berbagai tingkat pemerintahan dan pemangku kepentingan yang berbeda dalam perencanaan regional. Pengembangan Urban Riverpark dilakukan melalui kolaborasi dengan ahli hidrologi, ekologi, arsitek, dan teknisi untuk menciptakan desain yang komprehensif. Selain itu, masyarakat lokal, provinsi, dan dewan air juga berpartisipasi dalam mengembangkan Program Room for the River.
Fungsionalitas taman ini menunjukkan pentingnya menyertakan proses alami dan karakteristik suatu daerah dalam proses desain. Desain Taman Sungai Perkotaan Nijmegen didasarkan pada dinamika aliran sungai, pengaruh pasang surut, erosi, dan proses sedimentasi. Desain ini secara bertahap akan berubah seiring berjalannya waktu, menciptakan berbagai ekosistem dan karakteristik lanskap sungai yang berbeda sambil memastikan keamanan dari kejadian banjir.