Konsep bendung hidup adalah sebuah tindakan EbA, yang didasarkan pada pengetahuan masyarakat lokal di daerah aliran sungai dan sejalan dengan Filosofi Ekonomi Kecukupan Raja Thailand untuk menerapkan teknologi berdasarkan sumber daya dan pengetahuan lokal. Pada tahap pertama, konstruksi jaringan bambu dibangun di sungai yang menyediakan struktur untuk kantong pasir yang dapat terurai yang berisi campuran pasir, sabut kelapa, dan pupuk kandang. Di sepanjang bantaran sungai, kombinasi pohon beringin (Ficus bengalensis) dan tanaman polongan lainnya ditanam untuk menstabilkan tanah. Pohon beringin yang berakar lebar ditanam di kedua sisi bendung, akar yang terbentuk akan dipupuk dari pupuk kandang dan akan menembus konstruksi bambu selama beberapa dekade ke depan untuk membentuk "bendung hidup". Teknologi ini memiliki beberapa manfaat seperti meningkatkan resapan air tanah, yang dapat meningkatkan hasil panen, meningkatkan keanekaragaman hayati, seperti bertambahnya habitat ikan, variasi tanaman, dan sebagainya, serta mempererat persatuan di antara para pemangku kepentingan. Terasering juga memungkinkan ikan untuk bergerak ke hulu. Biaya pemeliharaan dan upaya untuk metodologi ini rendah dan dapat dengan mudah dilakukan oleh masyarakat setempat.
- Penerimaan & kepemilikan lokal - kejelasan kepemilikan lahan di lokasi konstruksi - keterlibatan pemangku kepentingan, seperti masyarakat setempat, (idealnya dengan dukungan dari pemerintah dan sektor swasta) - bahan-bahan alami yang tersedia di daerah tersebut seperti bambu, karung pasir, bibit pohon, dan lain-lain. - bekerja atas dasar sukarela, dukungan anggaran dan material oleh masyarakat pada tahap pertama, dukungan dari pemerintah dan/atau sektor swasta pada tahap selanjutnya
- Karena dianggap sebagai kearifan lokal, langkah-langkah ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat dan didanai serta diimplementasikan oleh para pemangku kepentingan lokal. Hal ini membuat mereka mendapatkan banyak perhatian dan minat dari lembaga pemerintah Thailand. - Namun, ada kekurangan dukungan ilmiah. Hal ini menyebabkan pembangunan tanpa perencanaan yang tepat dan tanpa koordinasi dengan lembaga pengelolaan air setempat. Di masa lalu, bendung yang baru dibangun dibangun di lokasi yang salah pada waktu yang salah, meremehkan aliran sungai selama awal musim banjir, yang menyebabkan kerusakan atau bahkan kehancuran pada struktur yang tidak lengkap - Meningkatkan kesadaran tentang dampak fisik dan sosio-ekonomi dari perubahan iklim telah meningkatkan penerimaan tindakan EbA oleh pemangku kepentingan lokal. Namun, pengetahuan lebih lanjut diperlukan untuk menghapus kepercayaan tentang efek palsu dari tindakan EbA dan untuk menyampaikan kepada para pemangku kepentingan di lokasi mana tindakan EbA layak dilakukan.