Satu teknologi "quick-win" bagi petani untuk meningkatkan kesuburan tanah - vermikultur dan kompos cacing di Ethiopia

Solusi Snapshot
Vermikompos
GIZ

ISFM+ mempromosikan penggunaan manajemen kesuburan tanah terpadu (ISFM) di dataran tinggi Ethiopia. Vermikultur atau pengomposan vermik adalah teknologi yang memanfaatkan cacing tanah merah(Eisenia fetida) untuk mengurai residu organik guna menghasilkan kompos yang kaya akan unsur hara plus cacing untuk dijual atau pakan unggas. Para petani membangun kotak cacing dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia secara lokal dan memastikan lima hal penting dalam pembuatan kompos: bahan alas (sumber karbon), makanan (bahan tanaman dan kotoran), ventilasi yang baik (oksigen), kelembapan yang stabil (kadar air 60-70%), dan temperatur yang sesuai (15-35°C). ISFM+ menerapkan pendekatan kemitraan di mana para mitra memainkan peran kunci dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Proyek ini menggunakan pendekatan pelatihan untuk pelatih secara berjenjang untuk meningkatkan kemampuan mitra dan mengaitkan teknologi dan pendekatan ke dalam paket penyuluhan regional. Proyek ini menggunakan pendekatan pembelajaran dan penyuluhan partisipatif dan mendorong perbanyakan cacing tanah secara lokal.

Pembaruan terakhir: 30 Sep 2025
4992 Tampilan
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Kekeringan
Curah hujan yang tidak menentu
Banjir
Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Kurangnya infrastruktur
Konflik sosial dan kerusuhan sipil
Kurangnya ketahanan pangan
Pengangguran / kemiskinan
Skala implementasi
Subnasional
Ekosistem
Wanatani
Lahan pertanian
Kebun
Tema
Pengarusutamaan gender
Pertanian
Lokasi
Addis Ababa, Ethiopia
Afrika Timur dan Selatan
Dampak

Pengomposan vermikompos merupakan salah satu teknologi "quick-win" ISFM+ yang memenuhi kebutuhan jangka pendek seperti hasil panen biji-bijian dan biomassa di tingkat petani sekaligus berkontribusi pada tujuan jangka panjang seperti penggunaan sumber daya yang efisien dan berkelanjutan, pengelolaan residu yang tepat, daur ulang hara dan limbah, serta peningkatan bahan organik tanah sehingga kesuburan, infiltrasi, dan retensi air. Institut Penelitian Pertanian Tigray menilai pupuk organik (vermikompos, kompos, dan pupuk kandang) yang menunjukkan bahwa vermikompos memiliki kandungan karbon organik, N, P, K, Cu, Zn, dan Fe yang paling tinggi. Hasil ini memotivasi lembaga penelitian lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek hasil panen pada berbagai tanaman yang sangat menjanjikan dan saat ini sedang dalam proses publikasi. Penerimaan dan penggunaan aplikasi kascing karena efek hasil yang diamati cukup tinggi. Lahan percontohan dan kunjungan pertukaran regional berkontribusi pada perluasan teknologi saat ini di daerah. Tingginya permintaan cacing tanah menyebabkan adanya peluang pendapatan melalui penjualan surplus cacing ke rekan-rekan atau LSM (perkiraan pendapatan tahunan rata-rata ETB 4000 per petani (n=800)) dan mengarah pada pendirian 565 pusat penggandaan cacing baik milik pemerintah maupun swasta dengan volume produksi 36 t/tahun. Selain itu, setidaknya 17 pemangku kepentingan (LSM, UKM, atau donor) telah mereplikasi teknologi vermikultur pada pertengahan 2020.

Terhubung dengan kontributor