Menciptakan kapasitas adaptasi sebagai penyangga terhadap risiko

CONANP mendorong para istri nelayan untuk mendiversifikasi kegiatan ekonomi keluarga mereka menjadi:

- produksi dan penjualan produk khusus bakau, seperti madu bunga bakau;

- pengaturan kegiatan ekowisata, seperti menjalankan tur di dalam hutan bakau, perjalanan mengamati burung.

CONANP mendukung diversifikasi ini dengan cara-cara berikut:

  • Memberikan pengembangan kapasitas kepada koperasi-koperasi ini di bidang pengembangan bisnis wisata dan administrasi
  • Memberikan dukungan untuk menemukan pasar bagi produk-produk baru.

Manfaat dari pendekatan CONANP adalah untuk menyediakan penyangga kapasitas adaptasi bagi masyarakat nelayan dalam hal berbagai sumber pendapatan, untuk mengurangi risiko ekonomi ketika perikanan terkena dampak badai tropis atau ketika CONANP bekerja untuk menyelesaikan masalah pencemaran sungai karena masyarakat hulu sungai. pendekatan pengurangan risiko juga meningkatkan hubungan antara masyarakat nelayan dan ekosistem mangrove dalam hal identitas dan kepemilikan, dengan membuka lebih banyak kesempatan untuk pemanfaatannya secara berkelanjutan.

- Titik fokus daya tarik yang ada bagi wisatawan, untuk memastikan adanya arus wisatawan dan biaya untuk menarik wisatawan tetap terjaga;

- istri yang berkomitmen dan suami yang mendukung;

- struktur kohesi sosial, kepemimpinan dan organisasi yang sudah ada (seperti koperasi nelayan) untuk dapat mendukung kegiatan wirausaha baru.

Penting bagi masyarakat lokal untuk bersabar dan konsisten dalam memberikan saran. Ketakutan akan hilangnya pendapatan dalam jangka pendek, akan membuat masyarakat lebih enggan untuk mengadopsi kegiatan tersebut. Sebelum melakukan investasi pada kegiatan baru, masyarakat harus memiliki bukti bahwa kegiatan baru tersebut dapat dilakukan dan menguntungkan.

Sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat lokal memiliki kapasitas untuk memasarkan dan menarik pelanggan terhadap produk baru, baik madu maupun jasa wisata.

Terdapat infrastruktur wisata di cagar alam yang kurang dimanfaatkan. Hal ini merupakan indikasi tantangan untuk beralih ke ekowisata, sekaligus peluang: kegiatan wisata baru dapat dihubungkan dengan kegiatan yang sudah ada untuk saling menguntungkan keduanya.

Harus diakui bahwa kapasitas untuk mengelola bisnis cenderung rendah pada masyarakat yang terpinggirkan. Penting bahwa pelatihan mencakup dukungan yang berkelanjutan bagi penduduk setempat tentang cara menentukan harga layanan dan mengelola bisnis.