


Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk mengumpulkan dukungan, dana hibah, dan keterlibatan umum. Untuk memastikan keterlibatan masyarakat/relawan yang berkelanjutan, memberikan kesempatan pendidikan untuk pengembangan diri sangatlah penting. Dalam solusi kami, kesempatan ini termasuk menghadiri lokakarya pendidikan atau pesta kerja di hutan pangan, mengambil kepemimpinan dalam pesta kerja, bergabung dengan tim inti untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan hutan pangan, merencanakan acara pendidikan atau penggalangan dana ... dll.
Pengetahuan dan keterampilan teknis ditawarkan melalui pesta kerja bulanan. Orang-orang dapat mempelajari keterampilan baru dengan melakukan pekerjaan langsung, dan bertukar masalah/tantangan yang mereka hadapi ketika menerapkan keterampilan di rumah. Beberapa topik yang pernah kami adakan antara lain membuat kompos, hotel lebah, mengubah sampah menjadi enzim, membuat pasta gigi sendiri, dan masih banyak lagi.
Memberikan kesempatan edukasi juga dapat membantu mendapatkan keterlibatan dari sekolah dan universitas. Kami menerima banyak pertanyaan dari sekolah untuk kunjungan lapangan. Para guru dan siswa akan datang dan belajar tentang tren dan kegiatan sosial di dunia nyata dan dapat memperoleh manfaat dari cara belajar holistik dengan menyeimbangkan penggunaan kepala, tangan, dan hati saat bekerja di hutan pangan.
1. Membuat lokakarya/acara yang menyenangkan dan berpengetahuan luas yang menggabungkan kegiatan langsung dan refleksi.
2. Kesabaran dan menghargai perbedaan individu: tidak ada jawaban yang pasti dalam hutan pangan dan setiap orang belajar dan bekerja dengan cara yang berbeda. Kesabaran dan rasa hormat sangat penting untuk memfasilitasi acara pendidikan yang sukses.
3. Penjangkauan yang proaktif dapat membantu menyebarluaskan acara dan menarik lebih banyak peserta dan bahkan calon pendidik.
Harus menjadi prioritas utama untuk membentuk kelompok-kelompok yang lebih besar yang berkomitmen pada proyek, untuk mencegah proyek menjadi berantakan jika orang-orang inti tidak lagi dapat berpartisipasi. Partisipan utama kami adalah para lansia yang tinggal di sekitar lokasi. Meskipun mereka mengabdikan diri untuk merawat situs, mereka mungkin tidak dapat memimpin dalam menyelenggarakan acara pendidikan atau penjangkauan. Jadi kami memutuskan untuk menjangkau sekolah-sekolah setempat dan mengorganisir kegiatan penanaman pohon untuk menarik sukarelawan baru dari berbagai usia. Para guru sangat senang dengan kesempatan edukasi ini, dan anak-anak serta orang tua mereka terus mengunjungi pohon-pohon mereka setelah acara selesai.
Acara edukasi haruslah menyenangkan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari para peserta. Pada saat yang sama, menciptakan kelompok belajar yang menyenangkan dan menyenangkan sama pentingnya dengan membuat topik yang menarik.