Dewan tata kelola yang majemuk biasanya terdiri dari perwakilan dari otoritas lokal, departemen dan lembaga pemerintah, komunitas lokal dan terkadang organisasi bisnis dan dibentuk melalui proses negosiasi. Dewan ini bertanggung jawab untuk membuat keputusan bersama mengenai isu-isu yang diangkat terkait konservasi sumber daya alam. Perannya adalah mengarahkan pelaksanaan perjanjian pengelolaan bersama dan meninjau hasil dan dampak pengelolaan bersama berdasarkan pemantauan. Dewan tata kelola yang majemuk merupakan elemen penting untuk mengubah gagasan "berbagi kekuasaan" dari teori menjadi praktik. Hal ini membedakannya dengan pengelolaan yang terpusat atau swasta di mana hanya satu mitra yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan.
- Pihak berwenang harus berkomitmen pada kemitraan pengelolaan bersama.
- Masyarakat harus memiliki kapasitas untuk membuat keputusan bersama. Hal ini dapat dilakukan melalui praktik-praktik penelitian aksi partisipatif dengan berbagai kelompok masyarakat.
- Sistem politik negara harus memungkinkan tata kelola bersama atau memungkinkan diskusi akar rumput mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam.
Agar dewan tata kelola yang majemuk dapat secara efektif membuat keputusan bersama, penting bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat untuk memahami perlunya kemitraan pengelolaan bersama. Sebagai contoh, pihak berwenang harus memperlakukan masyarakat sebagai mitra yang setara dan strategis, dan sebaliknya. Pengelolaan bersama biasanya akan memberikan hasil terbaik jika keterlibatan semua pihak dalam kemitraan dilakukan secara sukarela. Namun, dalam beberapa situasi di mana kekuasaan juga berarti uang, dukungan politik dari tingkat yang lebih tinggi atau kebijakan nasional yang mendorong praktik berbagi kekuasaan di antara para pemangku kepentingan yang berbeda dapat sangat membantu. Anggota dewan juga perlu memahami dan membiasakan diri dengan praktik belajar sambil melakukan. Secara keseluruhan, mereka harus bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik, namun juga belajar untuk menerima kegagalan dan bagaimana mengkritik kesalahan secara konstruktif.