Proyek SAFAL telah bersama-sama menciptakan Buku Catatan Tambak (Farm Record Book/FRB) untuk pemantauan yang efektif dan meningkatkan produktivitas tambak ikan dengan memahami biaya input dan profitabilitas bisnis tambak, siklus penyakit, dan risiko yang terlibat.
Sebagai fitur tambahan, FRB dilengkapi dengan solusi pemantauan digital berbasis QR-code (respon cepat) berbasis open-source yang mutakhir, Sistem Pemantauan Real-time Institusi Petani (FIRMS) bagi pembudidaya perorangan untuk berbagi data dengan institusi pembudidaya mereka. Petani, Lembaga Petani, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), dan juga institusi Pemerintah mendapatkan manfaat dari inovasi digital ini.
Setiap FRB dilengkapi dengan kode QR unik yang membantu dalam mengidentifikasi dan mengakses informasi tentang individu yang menggunakan FRB untuk menyimpan catatan. Kode QR membantu mendaftarkan informasi mereka secara online ke dalam sistem pemantauan digital untuk memastikan bahwa hanya perwakilan yang ditunjuk dari FI serta organisasi Pemerintah (misalnya, Departemen Perikanan) yang dapat mengakses data agregat dari distrik yang terdiri dari berbagai lembaga petani yang membantu menyederhanakan pengelolaan sumber daya dan proses pencatatan melalui pengambilan keputusan berdasarkan data.
Dengan memungkinkan petani untuk membuat keputusan yang tepat melalui manajemen sumber daya yang efektif dan misalnya deteksi penyakit dini, mereka dapat mengeksplorasi opsi untuk meningkatkan produktivitas mereka. Lembaga Peternak juga dapat memperoleh manfaat dari informasi terperinci tentang kegiatan mata pencaharian anggota mereka, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan model bisnis agregat dan meningkatkan pemberian layanan seperti menegosiasikan harga yang lebih baik untuk penjualan massal atau pembelian pakan. Dengan menganalisis tren dan mengidentifikasi masalah menggunakan data yang dikumpulkan, LSM dapat memberikan dukungan dan saran yang ditargetkan kepada peternak, sehingga mereka dapat menyesuaikan intervensi dengan kebutuhan spesifik dan beradaptasi di lapangan. Akses terhadap data dapat memungkinkan Lembaga Pemerintah untuk merencanakan alokasi sumber daya dan intervensi program, merumuskan kebijakan berbasis bukti, dan mendapatkan informasi rinci tentang pemangku kepentingan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai FRB dan FIRMS, silakan baca brosurnya.
Pengambilan keputusan yang lebih baik: Menyediakan akses ke data yang akurat dan tepat waktu membantu pembudidaya membuat keputusan yang tepat. Hal ini termasuk menggunakan alat analisis data dan dasbor untuk menginterpretasikan tren data, yang mengarah pada praktik akuakultur yang lebih baik.
Layanan Konsultasi yang disesuaikan:
- Rekomendasi yang disesuaikan: Menawarkan saran yang dipersonalisasi berdasarkan data tambak individu dan kebutuhan spesifik membantu mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh setiap pembudidaya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak manajemen tambak yang menganalisis data untuk memberikan rekomendasi yang disesuaikan.
- Dukungan yangdipersonalisasi: Memberikan dukungan langsung dari para ahli yang memahami kondisi lokal dan kebutuhan masing-masing petani akan meningkatkan relevansi dan efektivitas saran.
Pemantauan yang lebih baik:
- Pemantauan Waktu Nyata: Menerapkan teknologi seperti sensor dan perangkat IoT memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memantau kondisi akuakultur secara real-time. Hal ini membantu dalam melacak dampak intervensi dengan segera dan membuat penyesuaian yang diperlukan.
- Pelacakan Kinerja: Sistem pemantauan dan pelaporan rutin memungkinkan para pemangku kepentingan untuk mengevaluasi efektivitas praktik dan intervensi secara terus menerus.
Manajemen Sumber Daya yang Optimal:
- Alokasi Sumber Daya yang Efisien: Menggunakan data dan analitik untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya (seperti pakan, air, dan energi) untuk memastikan sumber daya tersebut dialokasikan ke tempat yang paling dibutuhkan, mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi.
- Praktik Berkelanjutan: Mempromosikan praktik-praktik hemat sumber daya yang meminimalkan dampak lingkungan sekaligus memaksimalkan hasil.
Mitigasi Risiko:
- Deteksi Risiko Dini: Teknologi dan analisis data dapat membantu mendeteksi potensi risiko sejak dini, seperti wabah penyakit, kondisi cuaca buruk, atau perubahan pasar. Deteksi dini ini memungkinkan intervensi yang tepat waktu.
- Rencana Kesiapsiagaan: Mengembangkan dan menerapkan strategi mitigasi risiko berdasarkan wawasan data untuk mengurangi dampak risiko yang teridentifikasi pada operasi akuakultur.