Peninjauan dan peningkatan struktur tata kelola
Tujuannya adalah untuk memungkinkan partisipasi aktif para pemangku kepentingan dalam tata kelola hutan untuk memastikan kepemilikan masyarakat atas keputusan dan keberlanjutan program. Pengumpulan Data: Hal ini mencakup pengumpulan informasi mengenai struktur tata kelola saat ini dan peran dari berbagai kelompok sosial - laki-laki, perempuan, pemuda, tingkatan usia dan kelompok budaya (obon, ikpe dan Oforoma) dalam tata kelola masyarakat, hutan dan penegakan peraturan daerah. Tinjauan: Informasi yang dikumpulkan ditinjau di tingkat kelompok sosial dan kemudian dibahas dalam pertemuan rapat umum (okwa), untuk mengembangkan struktur tata kelola, peran dan tanggung jawab yang optimal. Okwa adalah pertemuan darurat di Lapangan Desa yang biasanya diadakan oleh Kepala Desa untuk membahas hal-hal yang sangat penting. Kehadiran para pemangku kepentingan di Okwa sangat cepat dan keputusan segera diambil, sesuai dengan situasi yang ada, daripada menunggu pertemuan formal yang mungkin memakan waktu. Selama rapat umum dan okwa, masyarakat memberikan masukan ke dalam rancangan kebijakan Dewan yang kemudian diintegrasikan ke dalam kebijakan yang telah disetujui, untuk meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap kebijakan.
Sistem tata kelola tradisional yang sudah ada sebelumnya, dapat dengan mudah ditinjau dan diperkuat. Kedua, para pemangku kepentingan sangat ingin mereformasi sistem yang mengasingkan mereka (terutama perempuan dan pemuda). Ketiga, mereka memiliki semangat dan keinginan untuk mentransfer pengetahuan ini kepada generasi mendatang dan dengan demikian menunjukkan komitmen dan upaya yang luar biasa. Para pemangku kepentingan lokal sangat ingin mencapai tata kelola pemerintahan yang baik untuk meningkatkan atmosfer bagi pengembangan individu dan masyarakat.
Data mudah dikumpulkan karena ada pengetahuan terbuka di masyarakat tentang struktur, peran dan tanggung jawab tata kelola yang ada. Proses peninjauan memakan waktu lebih lama dan menghabiskan lebih banyak sumber daya, karena para kepala suku dan tetua, yang merupakan penerima manfaat dari tata kelola yang buruk, menentang reformasi apa pun. Pertemuan "Okwa" yang diadakan pada pukul 6 pagi selalu dihadiri oleh banyak orang karena mereka memiliki ide-ide segar untuk berkontribusi pada isu-isu yang sedang dibahas. Mengizinkan masukan dari masyarakat ke dalam rancangan kebijakan Dewan Inisiatif Ekuri, dan menyesuaikan masukan tersebut ke dalam kebijakan, memastikan kepemilikan masyarakat atas keputusan dan keberlanjutan program. Yang tidak berjalan dengan baik adalah pendekatan konfrontatif yang dilakukan oleh sebagian besar pemangku kepentingan lokal dengan para kepala suku/tetua adat, mengenai reformasi sistem tata kelola, yang berlangsung cukup lama. Langkah-langkah mitigasi diambil untuk menyadarkan para kepala suku.