Dalam rangka persiapan evaluasi, seluruh peserta diundang dan ikut serta dalam dua pertemuan daring dengan Bertille Mayen, seorang pakar IMET (juga disebut pelatih IMET), yang mengajarkan kepada semua orang tentang apa itu IMET dan apa yang ingin dicapai oleh proyek ini. Selama pertemuan online ini, ia meminta agar semua dokumentasi yang berkaitan dengan PA tersedia baginya dan bagi peserta lain sebelum lokakarya.
Sebanyak 18 orang berpartisipasi dalam lokakarya pelatihan IMET. Peserta berasal dari berbagai organisasi dan menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dengan minat yang berbeda.
Semua peserta mengunduh perangkat lunak IMET dan bereksperimen menggunakannya untuk membiasakan diri dengan program ini sebelum lokakarya tatap muka. Panduan tambahan dan pertemuan online ditawarkan oleh Bertille bagi siapa saja yang mengalami kesulitan teknis. Peserta termasuk ilmuwan lokal, anggota dewan kota setempat, polisi setempat, mahasiswa S2, anggota LSM lokal dan internasional, manajer PA, anggota masyarakat, teknisi pengembangan pariwisata, dan dua orang penerjemah.
Seluruh peserta diberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan baru dan mendapatkan pengetahuan baru.
Kegiatan ini memungkinkan anggota masyarakat untuk mengekspresikan ketakutan dan harapan mereka dalam lingkungan yang aman dan terkendali serta memberikan kesempatan untuk memberikan solusi.
Pertukaran pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam tentang isu-isu dan cara mengatasinya.
Terciptanya saluran komunikasi antara anggota komunitas lokal dan Direktur Lingkungan Hidup di ibukota.
- Pentingnya berbagi informasi dan data serta membuatnya dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan.
- Sangatlah penting untuk memungkinkan pendapat dan visi yang berbeda untuk didengar dan menggunakannya untuk menciptakan ide-ide perubahan.
- Semua peserta dapat belajar bahwa setiap pemangku kepentingan memiliki sesuatu yang berharga untuk ditawarkan kepada proses tersebut.