
Menggunakan IMET untuk mengidentifikasi Tindakan Prioritas bagi Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Cagar Alam Perbukitan Mafinga di Zambia

Solusi ini adalah tentang efektivitas pengelolaan kawasan hutan lindung. Solusi ini mengidentifikasi Alat Efektivitas Pengelolaan Terpadu (Integrated Management Effectiveness Tool/IMET) sebagai alat yang tepat untuk mengidentifikasi prioritas tindakan dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan hutan lindung. Wildlife and Environmental Conservation Society of Zambia (WECSZ) menerapkan IMET di Cagar Alam Bukit Mafinga, yang memberikan kesempatan untuk menciptakan kesadaran tentang cagar alam dan menginformasikan keputusan mengenai potensi peningkatan efektivitas pengelolaan. Cagar Alam Perbukitan Mafinga adalah kawasan hutan lindung yang diperuntukkan terutama untuk melindungi hulu Sungai Luangwa, salah satu dari empat sistem sungai utama yang mengaliri Zambia. Pembalakan liar, kebakaran hutan yang sering terjadi, dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan merupakan tantangan utama yang ditangani oleh solusi ini.
Konteks
Tantangan yang dihadapi
Tidak ada sistem evaluasi efektivitas pengelolaan di cagar alam perbukitan Mafinga. Pengelolaan dan tata kelola cagar alam tidak terkoordinasi dengan baik. Meskipun upaya konservasi di cagar alam ini dipandu oleh rencana aksi konservasi, cagar alam ini tidak memiliki Rencana Pengelolaan Hutan (Forest Management Plan/FMP), sehingga mengganggu upaya konservasi yang saat ini dilakukan di cagar alam tersebut. Tantangan lingkungan yang paling umum di suaka margasatwa ini adalah degradasi hutan yang diakibatkan oleh pembalakan liar dan pertanian dengan sistem tebang dan bakar (dikenal dengan sebutan Chitemene), serta kebakaran hutan yang tidak terkendali dan sering terjadi. Selain itu, telah terjadi peningkatan hilangnya aliran air dan sungai akibat pendangkalan.
Lokasi
Proses
Ringkasan prosesnya
Pemangku kepentingan diidentifikasi selama tahap desain proyek. Jenis pemangku kepentingan yang diidentifikasi akan menentukan apakah proses evaluasi IMET berhasil atau tidak. Pengembangan kapasitas diberikan kepada para pemangku kepentingan utama dalam penilaian agar mereka dapat melakukan penilaian secara efektif. Hasil utama dari penilaian IMET adalah laporan analitik. Apa gunanya laporan tersebut jika temuan-temuannya tidak dikomunikasikan secara efektif kepada berbagai pemangku kepentingan? Pengelolaan kawasan hutan lindung yang efektif akan sangat bergantung pada upaya gabungan dari para pemangku kepentingan yang telah diidentifikasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyebarluaskan hasil temuan ini secara luas.
Blok Bangunan
Identifikasi Pemangku Kepentingan
IMET adalah alat yang integratif. Alat ini membutuhkan masukan dari orang-orang yang bertanggung jawab atas kawasan lindung, dan juga mereka yang memiliki kepentingan terhadap kawasan tersebut namun tidak bertanggung jawab secara langsung. Sebelum implementasi, kami menentukan siapa saja pemangku kepentingan yang tepat, seperti lembaga-lembaga utama Pemerintah, termasuk Departemen Kehutanan, yang bertanggung jawab mengelola cagar alam, dan kantor Surveyor Jenderal, yang tidak secara langsung terkait dengan pengelolaan cagar alam, namun menjadi penjaga peta cagar alam. Yang tidak kalah penting di antara para pemangku kepentingan adalah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), kelompok masyarakat lokal, dan tokoh adat. Pemerintah dan CSO terlibat dalam desain dan implementasi proyek. Kami melibatkan para pemangku kepentingan terlebih dahulu dengan menulis surat resmi yang berisi penjelasan sederhana mengenai proses IMET. Surat-surat tersebut menguraikan kesenjangan informasi yang spesifik untuk setiap pemangku kepentingan. Dengan begitu, para pemangku kepentingan dapat memberikan informasi dan dokumen yang relevan yang akan menjadi bahan evaluasi IMET. Kedua, para pemangku kepentingan diundang untuk menghadiri dua lokakarya; 1. pengumpulan data, dan 2. pengumpulan dan validasi data. Lokakarya ini bertujuan untuk menciptakan rasa memiliki dan validasi terhadap hasil yang dihasilkan.
Faktor-faktor pendukung
Para pemangku kepentingan telah dilibatkan di sepanjang pengembangan proyek, untuk memastikan adanya kesenjangan pengetahuan yang akurat. Komunikasi kami dengan para pemangku kepentingan bersifat transparan dan disesuaikan dengan masing-masing pemangku kepentingan dalam bahasa yang sesuai. Melalui keterlibatan pemangku kepentingan dalam desain proyek, kami dapat menentukan alat apa saja yang telah digunakan di Zambia dan alat mana yang akan menghasilkan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengukur efektivitas pengelolaan di kawasan hutan lindung.
Pelajaran yang dipetik
Ketika Anda melakukan pemetaan pemangku kepentingan, lakukanlah dengan baik, lihatlah di luar kotak. Lakukan pemetaan dan analisis pemangku kepentingan secara menyeluruh. Tentukan di mana setiap pemangku kepentingan akan berguna dalam siklus proyek Anda. Beberapa pemangku kepentingan akan menjadi titik awal yang baik dalam desain proyek, tetapi mungkin tidak penting dalam implementasi. Sebagai contoh, dalam desain proyek kami, kami berhubungan dengan Departemen Taman Nasional dan Margasatwa (DNPW) untuk mempelajari alat Evaluasi Pengelolaan Kawasan Lindung (PAME) yang telah diterapkan di Zambia. Kami belajar tentang berbagai alat dan kelemahannya. Namun, DNPW tidak berada di wilayah proyek kami dan hanya memiliki informasi yang sangat terbatas mengenai Cagar Alam Perbukitan Mafinga. Oleh karena itu, meskipun DNPW sangat penting dalam desain proyek, yaitu menginformasikan alat PAME yang akan digunakan, mereka tidak dapat memberikan informasi relevan yang dibutuhkan dalam penilaian. Namun demikian, bukan berarti para pemangku kepentingan tersebut tidak perlu diberitahu tentang proses atau hasil proyek. Umpan balik dari para pemangku kepentingan harus selalu diberikan.
Pengembangan kapasitas
Misi lapangan yang terkait dengan IMET hanya memerlukan waktu beberapa hari untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, penting bagi tim proyek untuk mahir dalam menggunakan IMET sebelum melakukan misi lapangan. Membangun kapasitas teknis tim akan memungkinkan implementasi yang lancar dan mengurangi risiko jadwal yang terlalu cepat. Dalam proyek kami, kami menjalani serangkaian sesi pengembangan kapasitas. Selama perancangan proyek, kami menjalani beberapa sesi pelatihan online yang diselenggarakan oleh BIOPAMA. Pertemuan-pertemuan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan dan analisis data dalam waktu singkat. Hal yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa komputer yang akan digunakan adalah yang terbaru dalam hal spesifikasi. Dengan demikian, pengembangan kapasitas mencakup aspek teknis dan logistik proyek.
Faktor-faktor pendukung
Pelatih IMET yang terlatih siap sedia untuk memberikan dukungan selama desain dan implementasi proyek. Selain itu, BIOPAMA cukup fleksibel sehingga mereka mengizinkan kami untuk meng-upgrade komputer yang digunakan dalam penilaian. Hal ini penting karena IMET merupakan alat berbasis komputer yang membutuhkan spesifikasi komputer yang canggih.
Pelajaran yang dipetik
Sebelum menerapkan IMET, cari tahu tingkat kemampuan tim Anda. Jika tidak ada seorang pun dalam tim Anda yang memiliki pengalaman menggunakan IMET, carilah orang lain yang memiliki pengalaman. Jika Anda mendapatkan dana dari skema hibah, cari tahu dari penyandang dana apakah mereka memiliki kesepakatan dengan pelatih yang dapat mendukung proyek Anda atau hanya menyertakan konsultasi pelatihan dalam desain proyek Anda.
Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif merupakan aspek penting dalam penilaian IMET. Tentu saja, komunikasi yang efektif antara pelaksana proyek dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk lembaga pendanaan, diperlukan selama pengembangan dan pelaksanaan proyek. Namun, dalam penilaian IMET, sangat penting bahwa hasil penilaian dikomunikasikan secara efektif kepada para pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan termasuk mereka yang terlibat dalam penilaian dan pihak lain yang mungkin tidak berpartisipasi. Dalam kasus kami, kami menyelenggarakan acara berbagi informasi di tingkat nasional yang mengundang berbagai pemangku kepentingan nasional. Selain presentasi yang dilakukan pada acara ini, paket informasi yang memberikan analisis hasil IMET juga dibagikan kepada semua peserta. Kami juga membuat spanduk ringkasan hasil yang kemudian disimpan (dan masih disimpan) di kantor proyek kami. Ini adalah hal pertama yang dilihat orang ketika mereka masuk ke kantor kami. Kami juga membuat brosur yang disederhanakan dalam tiga bahasa lokal untuk para pemangku kepentingan masyarakat.
Faktor-faktor pendukung
Sebuah strategi komunikasi sederhana telah disertakan dalam desain proyek. Strategi ini merinci bagaimana hasil akan dibagikan kepada para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang.
Pelajaran yang dipetik
Untuk berkomunikasi secara efektif, kita harus mengakui bahwa kita semua memandang sesuatu secara berbeda. Oleh karena itu, memahami konteks sosial orang lain harus menjadi panduan dalam interaksi kita dengan mereka, dan kita harus menggunakan pemahaman ini untuk memilih cara komunikasi yang terbaik. Metode yang Anda gunakan untuk mendekati orang-orang terpelajar atau teknokrat mungkin tidak akan berhasil untuk masyarakat setempat. Sebagai contoh, kami menemukan bahwa masyarakat setempat tidak dapat menginterpretasikan indeks yang ditampilkan dalam laporan analisis kami karena, dalam konteks mereka, persentase tidak berarti apa-apa. Oleh karena itu, kami menerjemahkan indeks-indeks tersebut ke dalam penjelasan yang lebih sederhana yang dapat mereka pahami.
Dampak
Pada tahun 2021, WECSZ melaksanakan penilaian IMET pertama di Zambia. Proses penilaian ini menarik banyak minat dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga pemerintah. Secara lebih spesifik, penilaian IMET di Bukit Mafinga menghasilkan:
-
Peningkatan kapasitas teknis bagi para pemangku kepentingan lokal untuk mengimplementasikan IMET. Melalui proyek ini, kapasitas teknis tujuh (7) anggota tim proyek dibangun.
-
Informasi mengenai Cagar Alam Perbukitan Mafinga dapat diakses. Sebelum adanya IMET, banyak informasi mengenai cagar alam ini yang hilang. Informasi yang hilang termasuk peta survei dan deskripsi batas.
-
Tindakan-tindakan prioritas, yang diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya, diidentifikasi. Prioritas yang paling penting diidentifikasi adalah pengembangan Rencana Pengelolaan Hutan Terpadu (IFMP) untuk Cagar Alam Perbukitan Mafinga.
-
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai cagar alam Perbukitan Mafinga. Dengan teridentifikasinya area-area prioritas, masyarakat dapat berpartisipasi dalam perancangan proyek lanjutan.
-
Hubungan yang lebih baik dengan mitra konservasi. Hubungan yang membaik membentuk landasan bagi proyek-proyek kolaboratif yang potensial di Mafinga Hills.
Penerima manfaat
- Departemen Kehutanan di Kementerian Ekonomi Hijau dan Lingkungan Hidup
- Dewan Kota Mafinga (otoritas lokal)
- Masyarakat setempat
- Masyarakat Konservasi Satwa Liar dan Lingkungan Zambia (WECSZ)
- Organisasi konservasi yang ingin berinvestasi di lanskap
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Cerita
Pada tanggal 29 Agustus 2021, Bapak Martin Musaba (Penjabat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Muchinga) menyatakan keinginannya untuk menyesuaikan IMET dengan lingkungan kerjanya dalam rangka menyusun jadwal kerjanya. Hal ini terjadi setelah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas yang berujung pada pengisian IMET untuk Mafinga. Pada saat itu, Bapak Musaba bertanggung jawab, melalui Petugas Kehutanan Distrik (District Forestry Officers/DFO), atas pengelolaan semua cagar alam di sembilan distrik di provinsi Muchinga. Beliau menambahkan bahwa penilaian IMET yang dilakukan untuk Mafinga merupakan pelopor dalam evaluasi efektivitas pengelolaan hutan. "Secara pribadi," katanya, "Saya ingin menggunakan IMET dalam perencanaan kerja tahunan saya. Saya juga menghimbau Anda untuk memperluas jenis penilaian ini untuk semua cagar alam kami di seluruh negeri. Saya tahu pasti bahwa aspek pengelolaan cagar alam di Zambia sangat buruk, sebagian karena kami tidak melakukan penilaian secara teratur yang dapat memberikan informasi mengenai praktik pengelolaan yang lebih baik."